Dengan berkembangnya sebuah zaman, masalah yang
dihadapi oleh manusia akan semakin banyak. PBB sebagai wadah kemanusiaan dunia
telah merangkum masalah-masalah manusia yang harus mendapatkan solusinya seperti
pada gambar di atas. Maka pada tugas ini, penulis akan mengutarakan pendapatnya
tentang solusi-solusi yang bisa menyelesaikan 17 masalah yang telah dirangkum
oleh PBB di daerah Kota Surabaya.
1. Tanpa
Kemiskinan
Kemiskinan adalah
masalah bagi seluruh negara di dunia. Sebuah negara dikatakan negara maju bisa
dilihat dari tingkat kemiskinan masyarakat. Karena ini menyangkut keberlangsungan
hiddup bermasyarakat. Maka masalah ini adalah sebuah masalah yang prioritasnya
sangat tinggi. Di Kota surabaya, tingkat kemiskinan pada tahun 2018 adalah 4.8%
dari total jumlah penduduknya. Persentasi ini menurun jika dibandingkan pada
tingkat kemiskinan di tahun 2017 sebesar 5.,39% [1]. Untuk mewujudkan
keadaan “Tanpa Kemiskinan”, maka ada solusi yang diusulkan oleh penulis, yaitu
meningkatkan budaya wirausaha. Dengan adanya budaya ini, lapangan kerja yang
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan akan tersedia sangat
banyak. Salah satu contoh yang sederhana adalah produktifitas ibu rumah tangga
disebuah RT atau RW. Ibu rumah tangga yang notabenya mendapat penghasilan dari
suami yang bekerja akan mendapatkan pendapatan tambahan. Dan ini bisa
meringankan beban ekonomi suatu keluarga. Jika ini diterapkan pada RT atau RW
seluruh surabaya, maka angka kemiskinan ini bisa turun dengan sendirinya.
2. Tanpa Kelaparan
Salah satu
kebutuhan dasar seorang manusia adalah makan. Manusia membutuhkan energi untuk
beraktifitas dan sumber energi tersebut adalah makanan. Jika ketersediaan
makanan sedikit, maka energi yang dibutuhkan oleh manusia untuk beraktifitas
pun menurun dan ini akan meniumbulkan rasa “lapar” bagi manusia. Dampak dari
kelaparan ini sangat memperhatinkan. Jika terjadi pada anak-anak diusia awal,
hal ini akan menyebabkan gejala gizi buruk.
Gambar 2. Pemetaan Gizi
Buruk Kota Surabaya [2]
Indikator warna cokelat merupakan kecamatan dengan
jumlah balita gizi buruk yang tinggi yaitu antara rentang 14,54 - 54 terdapat
di 10 kecamatan. Maka solusi yang bisa ditawarkan adalah menjaga gizi balita
dengan perantara puskesmas. Setiap puskesmas di kecamatan-kecamatan Surabaya
mendata jumlah balita yang ada dan memberikan arahan kepada ibu-ibu dari balita
ini tentang menjaga gizi anak pada usia emas dan memberikan kebutuhan gizi bagi
keluarga yang tidak mampu.
3. Hidup Sehat dan Sejahtera
Hidup sehat dan sejahtera merupakan keinginan semua
orang. Namun untuk mendapatkannya ada hal yang tidak mudah. Contoh sederhananya
adalah saat kita makan. Jika seseorang tidak terbiasa hidup sehat, maka
biasanya orang akan makan dengan keadaan tangan belum dibersihkan atau kotor.
Hal ini akan menyebabkan seseorang menderita pentakit, yang biasa terjadi
adalah diare. Diare sendiri adalah penyakit pembunuh anak nomor dua yang
mengancam dunia. Sebanyak 1,5 juta anak per tahun di dunia meninggal karena
penyakit ini. Sedangkan di Indonesia sendiri telah merenggut nyawa 164.000 anak
per tahunnya [3]. Maka solusi yang
bisa kami sampaikan adalah pencerdasan di kelompok masyarakat yang paling
kecil, yaitu keluarga. Orang tua wajib mengajarkan kepada anak-anaknya cara
hidup sehat. Dan untuk pencerdasan kepada orang tua, disetiap RT atau RW
diadakan semacam seminar tentang hidup sehat, dengan harapan ilmu yang didapat
akan diterapkan kepada keluarga masing-masing.
4. Pendidikan Berkualitas
Wajib belajar 12 tahun merupakan kebijakan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Maka anak-anak yang
belajar 12 tahun ini diharapkan mempunyai kualitas pendidikan yang cukup untuk
melanjutkan pendidikannya atau lanjut bekerja. Pemerintah Kota Surabaya
menerapkan sistem zonasi untuk penerimaan peseta didik untuk jenjang SMA [4]. Hal ini
diberlakukan untuik pemerataan siswa yang ada di Surabaya. Namun kebijakan ini
masih tidak didukung oleh kualitas SMA yang masih tidak sama antara SMA
unggulan dan SMA lainnya. Penerapan sistem zonasi ini seharusnya dilakukan
setelah kualitas SMA di Surabaya sama bagusnya, dengan begitu pemerataan
pendidikan bisa dilakukan dengan keluaran yang maksimal.
5. Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah kesamaan hak dan kewajiban
bagi pria dan wanita. Masalah ini bisa ditinjau dari keterbanyaknya pelecehan
seksual terhadap wanita. Seperti kejadian di Surabaya yang sempat viral, yaitu
seorang wanita yang menjadi korban pelecehan seksual driver ojek online [5], dan masih banyak
lagi kasus pelecehan terhadap wanita. Solusi yang bisa diberikan adalah
sosialisasi adanya kesetaraan gender. Sosialisasi ini bisa berbentuk apa saja,
himbauan melalui media sosial atau seminat tentang topik terkait untuk seluruh
masyarakat.
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
Surabaya sempat terjadi krisi air di daerah Bubutan
dan Krembangan [6]. Masalah ini bisa
diatasi dengan memperata saluran air oleh PDAM dan mensinergikan saluran pipa
di bawah dengan jaringan kabel oleh PLN agar tidak terjadi kebocoran.
7. Energi Bersih dan Terjangkau
Konsumsi energi listrik untuk kebutuhan rumah tangga
di Surabaya Selatan, Utara dan barat 1.510.330; 840.905 dan 435.265 MHW pada
tahun 2016 [7]. Angka tersebut
belum ditambah dengan kebutuhan konsumsi listerik lainnya. Maka untuk menekan
pemakaian pasokan listrik yang sebagian besar berasal dari energi fosil, maka
bisa menggunakan energi yang lebih bersih. Di Surabaya sudah mulai digunakan
solar sel untuk konsumsi energi listerrik bagian lalu lintas. Dan di TPS besar
sudah dioperasikan pembangkitan listrik tenaga sampah. Kedepannya, pembangkit
listrik tenaga sampah ini bisa dibangun di setiap TPS yang ada di Surabaya.
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk masalah ini, solusi yang bisa penulis ajukan
adalah sama dengan solusi di nomor 1. Dengan meningkatkan jumlah wirausahawan,
maka lapangan kerja akan meningkat ketersediaannya, dan pertumbuhan ekonomi pun
akan meningkat.
9. Industial Inovasi dan Infrastuktur
GESITS merupakan sepeda motor listrik hasil kerja sama
Garansindo dengan Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) [8]. Dengan adanya kerja
sama ini, pemerintah Surabaya bisa meningkatkan ruang bagi perguruan tinggi di
wilayah Surabaya untuk berinovasi terkait bidang industri dan infrastruktur.
10. Berkurangnya Kesenjangan
Tidak meratanya infrastruktur atau sumber daya yang
ada di masyarakat mentebabkan hal ini terjadi. Jika ditinjau dari kota
Surabaya, keadaan masyarakat yang tinggal di pusat kota dan dipinggiran kota
akan sangat berbeda, dimana infrastruktur di posat kota akan lebih baik
dibandingkan di pinggir kota [9]. Masalah ini bisa
diselesaikan dengan pembangunan infrastruktur yang tidak lagi berpusat di
tengah kota.
11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya menyatakan
bahwa luas kawasan kumuh di Kota Pahlawan tinggal 43,46 hektare pada 2019 [10]. Angka ini
ditargetkan oleh Pemerintah Kota Surabaya akan berkurang dalam waktu dekat.
Langkah awal yang bisa dilakukan adalah pensejahteraan masyarakat. Dengan
begitu, pembenahan kawasan kumuh bisa berjalan dengan lancar, termasuk akses
air minum dan akses sanitasi yang layak.
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Indeks Tendensi Konsumsi (ITK) masyarakat di Jawa
Timur pada kuartal II tahun ini diperkirakan meningkat mencapai 125,12, lebih
tinggi 19,68 poin dari kuartal I/2019 [11]. Data ini
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi masyarakat semakin tinggi. Hal ini akan
menyebabkan produsen akan meningkatkan produksi barang-barang. Akbiat yang bisa
dirasakan oleh hal ini adalah produksi sampah. Pemerintah Kota Surabaya sudah
membuat suatu solusi terkait pengolahan sampah, yaitu pembangkit listrik tenaga
sampah. Pembangkit ini bisa dikembangkan lagi dan disebar di seluruh TPS di
Kota Surabaya unutk mengurangi jumlah sampah yang menumpuk akibat daya konsumsi
dan produksi yang tinggi.
13. Penanganan Perubahan Iklim
Kota Surabaya terbilang sukses untuk merubah keadaan
iklimnya menjadi lebih baik. Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati menyampaikan
bahwa penurunan suhu udara Surabaya sebesar dua derajat Celsius, dari yang
sekitar 30-31 derajat Celsius jadi 28-29 derajat Celsius [12]. Penurunan suhu ini
adalah hasil dari banyaknya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Surabaya. Tercatat
luasan RTH di Surabaya pada tahun 2018 adalah 7.290,53 hektare atau sama dengan
21,79 persen dari luas wilayah.
14. Ekosistem Lautan
Surabaya merupkan salah satu Kota Pesisir di
Indonesia. Panjang garis pantai di Surabaya adalah 47,4 km2 [13]. Maka untuk
menjaga pantai ini adalah penanaman pohon mangrove. Di Surabaya baru ada satu
hutan mangrove, yaitu di daerah Wonorejo. Kedepannya, hutan mangrove ini bisa
tersebar di beberapa garis pantai di Surabaya.
15. Ekosistem Daratan
Menyambung dari permasalahan di nomor 13, semakin
banyak RTH di Surabaya, maka ekosistem daratan akan semakin banyak pula.
Hewan-hewan liar akan mempunyai ruang yang luas untuk berkembang biak. Dan
banyaknya jummlah RTH ini juga akan membersihkan kualitas udara di Kota Surabaya.
16. Kedamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang tangguh
Tingkat kriminalitas Surabaya masih tergolong tinggi.
Kepala Kejari Surabaya Anton Delianto saat menggelar pers release capaian
kinerja tahun 2019, menyatakan bahwa total pidana umum di tahun 2019 ada 2137
kasus. Dengan masih tingginya kriminalitas ini, yang bisa diusulkan adalah
dilakukan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling) di setiap RT dan RW
di wilayah Surabaya. Berangkat dari pengalaman penulis, terdapat 2 kasus
pencurian burung peliharaan di RT penulis tinggal pada tahun 2019. Ini bisa
menjadi dasar untuk diberlakukannya siskamling di setiap RT.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Suatu masalah akan terasa mudah diselesaikan bila ada
rekan yang bisa bekerja bersama. Ini yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Surabaya pada tahun 2018. Pemerintah Kota Surabaya dan Pemkot Liverpool,
Inggris, akan melakukan pengembangan kerja sama dalam lima bidang yang
rencananya penandatanganan nota kesepahaman dilakukan pada 2018 [14]. Dengan memperbanyak
kerjasama antar kota di seluruh dunia, maka tujuan pada poin 17 ini akan
semakin terlaksana.
Daftar Pustaka
[1]
|
BPS, 26 12 2018. [Online]. Available:
https://surabayakota.bps.go.id/pressrelease/2018/12/26/119/profil-kemiskinan--di-kota-surabaya-tahun-2018.html.
[Accessed 04 03 2020].
|
[2]
|
Z. Miranti and P. Purhadi, "Pemetaan Jumlah Balita
Gizi Buruk Di Kota Surabaya Dengan GWNBR Dan Flexibly Shaped Spatial Scan
Statistic," Jurnal Sains dan Seni ITS, vol. 5, 2016.
|
[3]
|
D. Surabaya, 13 7 2011. [Online]. Available:
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/tips-kesehatan/4m-untuk-cegah-diare-datang/.
[Accessed 4 3 2020].
|
[4]
|
S. Surabaya, 16 6 2019. [Online]. Available:
https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2019/PPDB-Jalur-Zonasi-Dibuka-Besok-Pilih-SMA-Terdekat-daripada-Tidak-Masuk-Negeri/.
[Accessed 4 3 2020].
|
[5]
|
Detik, 12 8 2018. [Online]. Available:
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4663000/viral-penumpang-wanita-loncat-setelah-digerayangi-driver-ojol-di-surabaya.
[Accessed 4 3 2020].
|
[6]
|
C. Indonesia, 2 7 2019. [Online]. Available:
https://www.cnnindonesia.com/tv/20190702124117-407-408266/video-krisis-air-bersih-di-dua-kecamatan-surabaya.
[Accessed 4 3 2020].
|
[7]
|
BPS, 11 6 2019. [Online]. Available:
https://jatim.bps.go.id/statictable/2017/10/16/660/konsumsi-energi-listrik-menurut-kantor-cabang-dan-golongan-tarip-di-provinsi-jawa-timur-mwh-2016.html.
[Accessed 4 3 2020].
|
[8]
|
GESITS. [Online]. Available: https://www.gesits.co.id/.
[Accessed 4 3 2020].
|
[9]
|
beritajatim, 6 5 2019. [Online]. Available:
https://beritajatim.com/postingan-anda/potret-kemiskinan-masyarakat-pinggiran-kota-surabaya/.
[Accessed 4 3 2020].
|
[10]
|
Bisnis.com, 3 9 2019. [Online]. Available:
https://surabaya.bisnis.com/read/20190903/531/1143997/surabaya-masih-miliki-kawasan-kumuh-4246-hektare.
[Accessed 4 3 2020].
|
[11]
|
Bisnis.com, 6 5 2019. [Online]. Available:
https://surabaya.bisnis.com/read/20190506/532/919220/indeks-konsumsi-jatim-diprediksi-meningkat-hingga-capai-12512.
[Accessed 4 3 2020].
|
[12]
|
Detik, 24 2 2020. [Online]. Available:
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4912634/suhu-surabaya-turun-dua-derajat-kepala-bmkg-sebut-ini-fenomenal.
[Accessed 4 3 2020].
|
[13]
|
D. Pertanian, "Profil Perikanan Kota Surabaya
2012," Surabaya, 2012.
|
[14]
|
Republika, 28 11 2017. [Online]. Available:
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/11/27/p02rd0284-surabaya-dan-liverpool-kerja-sama-lima-bidang.
[Accessed 4 3 2020].
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar